Tema:
"Menyorot Mahasiswa Modern: Idealisme VS Pragmatisme"
Di jaman yang semakin modern ini, mendengar kata globalisasi sudah
menjadi hal yang tidak asing lagi. Pertukaran informasi antar Negara sudah
menjadi hal yang biasa dan wajar dilakukan. Hal ini dapat terjadi karena adanya
perkembangan teknologi yang pesat. Tentunya hal ini memiliki dampak yang
luar biasa di semua bidang kehidupan, tidak terkecuali bidang pendidikan. Di
era yang serba modern ini proses belajar di sekolahan bukan lagi sarana
satu-satunya untuk belajar. Pelajaran yang dulunya hanya bisa kita peroleh dari
sekolah, kini dapat kita akses dengan mudah melalui internet, bahkan saat ini
keberadaan buku-buku pelajaran pun sudah mulai tergantikan dengan adanya buku
elektronik atau e-book.
Hal ini memang membawa dampak positif yang besar yaitu menambah
sumber referensi belajar untuk kalangan pelajar, namun juga sekaligus membawa
dampak negatif yang cukup penting untuk diwaspadai yaitu memicu timbulnya rasa
malas. Mungkin bagi pelajar sampai setingkat SLTA hal ini belum menjadi masalah
yang besar karena sistem sekolah di Indonesia saat belum terlalu memberikan
kebebasan pada siswa dan masih ada aturan yang mengikat siswa untuk terus
belajar. Tetapi lain halnya dengan perguruan tinggi, sistem perkuliahan
cenderung memberikan kebebasan kepada mahasiswanya dimana mereka sudah dianggap
dewasa untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Inilah titik yang
perlu diwaspadai, kehadiran teknologi-teknologi yang membuat kehidupan
semakin praktis serta adanya kebebasan yang diberikan, justru cenderung membuat
mahasiswa semakin enggan untuk hadir di dunia perkuliahan.
Idealisme mahasiswa yang digadang-gadang akan menjadi agent
of change juga mulai terkikis. Mulai dari sisi akademis,
sebagian besar mahasiswa hanya hadir di perkuliahan untuk syarat presensi atau
formalitas saja, tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh dosen dan selalu
berasumsi bahwa dosen hanya salah satu sarana, masih banyak sarana lain untuk
belajar seperti internet dan buku. Hanya sedikit mahasiswa yang masih
bersemangat hadir dan selalu memperhatikan materi dengan menganggap selalu ada
nilai lebih dari apa yang disampaikan dosen daripada membaca buku atau
internet. Kemudian dari segi keaktifan mahasiswa dalam sebuah organisasi,
kebanyakan organisasi mahasiswa saat ini mulai beralih fungsi sekedar untuk
ketenaran dan eksistensi saja, tidak sedikit yang sampai melakukan
aksi-aksi demo diluar batas padahal hanya untuk kepentingan organisasi. Bahkan
para aktivis mahasiswa pun mulai melupakan tanggung jawabnya menjadi seorang
agen perubahan bangsa, mereka mengabaikan nilai-nilai kehidupan dengan
mengganggap yang benar adalah benar dan yang salah menjadi benar asalkan keinginan
mereka tercapai. Jika semua seperti itu, lalu dimanakah letak kebenaran yang
sesungguhnya?
Memang masih ada segelintir mahasiswa yang memiliki idealisme kuat
untuk memperjuangkan keadilan dimana yang benar dikatakan benar dan yang salah
dikatakan salah, akan tetapi di jaman modern ini mereka justru hanya dianggap
kolot dan keras kepala. Mahasiswa yang memiliki idealisme yang benar dan
bertanggung jawab justru dinilai berpura-pura idealis. Mereka dipaksa mengikuti
pandangan mahasiswa yang keliru namun dianut mahasiswa pada umumnya, yaitu
idealisme yang justru mengarah pada pragmatisme dimana yang terpenting bisa
lulus cepat dengan nilai yang bagus dan sesegera mungkin mendapatkan pekerjaan
yang mapan. Mahasiswa yang berpikir pragmatis seperti ini tidak akan lagi
mementingkan proses kuliah dan penguasaan ilmu, mereka akan lebih memfokuskan
diri untuk memperoleh gelar dengan cepat sebagai syarat melamar pekerjaan.
Idealisme mahasiswa yang tergadaikan oleh pragmatisme yang tidak
benar seperti inilah yang pada akhirnya memunculkan banyak kasus sarjana
pengangguran. Pada kenyataan yang ada gelar bukanlah jaminan untuk
memperoleh pekerjaan. Bahkan lulusan dari universitas ternama pun banyak yang
tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena nilai bagus dalam ijazah tidak
sebanding dengan kemampuan yang dimiliki. Selain itu, keterbatasan lapangan
pekerjaan yang tersedia dan kurangnya informasi mengenai peluang kerja juga
merupakan faktor yang mempersulit mereka untuk menemukan pekerjaan yang sesuai.
Hanya sarjana yang benar-benar mampu bersainglah yang dapat mengisi lowongan
pekerjaan yang ada, sementara sisanya hanya akan menjadi pengangguran. Dan pada
akhirnya sarjana-sarjana muda yang seharusnya menjadi potensi luar biasa untuk
perubahan bangsa tersebut terpaksa harus rela turun ke jalan menjajakan ijazah
yang mereka miliki demi sebuah pekerjaan meskipun pekerjaan itu sebenarnya
kurang layak untuk orang-orang intelek setingkat mereka. Lalu bagaimana
dengan peran mereka sebagai agen perubahan jika untuk sebuah pekerjaan saja
mereka harus ‘mengemis’?
Di saat seperti inilah peranan institusi seperti Engineering
Career Center UGM (ECC UGM) terasa sangat
dibutuhkan. ECC UGM merupakan pusat informasi dan pengembangan karir berbasis IT yang
berada langsung di bawah Fakultas Teknik UGM. Institut ini berperan penting
dalam memberikan informasi seputar dunia karir, personal
development dan recruitment service. Dan tentunya hal ini
akan sangat membantu mahasiswa untuk menemukan karir yang sesuai dengan harapan
mereka. Para jobseeker tidak akan kekurangan informasi
mengenai peluang kerja karena banyak sekali program yang dicanangkan oleh ECC
UGM seperti job fair akbar career days UGM, CEO
Talk, Softskill Training dan masih banyak lagi lainnya.
Selain itu EEC
UGM juga menyediakan berbagai fitur dan layanan online yang
sangat bermanfaat untuk menemukan karir impian. Informasi mengenai lowongan
pekerjaan dari berbagai industri akan selalu diupdate setiap hari
sehingga diharapkan dapat meminimalisir terjadinya pengangguran karena
kurangnya informasi peluang kerja.
Namun adanya sumber
informasi seperti ECC UGM belum sepenuhnya menyelesaikan
problematika yang ada. Tetapi diperlukan kesadaran diri yang kuat dari kalangan
mahasiswa itu sendiri untuk menjunjung tinggi idealisme yang bertanggung jawab.
Tidak hanya mengarah kepada pragmatisme bahwa yang penting nilai bagus dan
cepat lulus dengan praktis dan mudah, melainkan segala sesuatu harus dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan sesuai prosedur. Tidak hanya mementingkan hasil
namun juga memperhatikan prosesnya dan mendalami ilmunya semaksimal mungkin.
Selain itu mahasiswa diharapkan tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual
saja namun juga harus memiliki moral agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik. Dengan begitu mahasiswa akan mampu memberikan kontribusi maksimal
baik untuk lingkup kampus, masyarakat dan juga bangsa ini.
Sangat berguna dan bermanfaat, dengan membaca ini bisa jadi akan meningkatkan kesadaran mahsiswa bahwa kulaih seharusnya tidak hanya sekedar mencari nilai dan gelar tapi juga hrs mendalami ilmu yg ada.
BalasHapusaamiin,, semoga saja..
Hapuskarena saya rasa saat ini belum banyak mahasiswa yang menyadari seberapa besar tanggung jawabnya..
terima kasih :)
it's so amazing gan.
BalasHapusi hope, this contain can makes some student understand, care and adaptation to situation now. and interpersonal skill is very important which must owned by our self.
Make a job, and be enterpreneur, :D
thanks gan
I hope so,, we need to improve our interpersonal skill to make a great inovation.
HapusI do agree with you, be an enterpreneur may be one of the best solution to solve the problem about job vacancy..
Thanks :)
ikut meramaikan postingan anda....
BalasHapuskunjungan balik sob :)
terima kasih :)
HapusSangat masuk akal..
BalasHapusMahasiswa => dewasa => tau mana yang benar, mana yang salah..
benar sekali kawan,
Hapusjangan sampai menganggap hal yang salah menjadi benar hanya untuk kepentingan kita semata :)
Semoga dengan ini mahasiswa jadi lebih berfikir dalam bertindak
BalasHapusaamiin,
Hapussemoga juga bisa lebih bertanggung jawab terhadap tindakannya :)
Visit here my friend I like U'r post.
BalasHapusokay, thanks a lot :)
HapusSemoga saja mahasiswa sekarang bisa menjadi yang terbaik dan tentunya kalau sudah lulus bisa BEKERJA dengan JUJUR..hahahyyy
BalasHapusaamiin,
Hapustentu saja itu harapan kita semua kawan,,
selain intelek kita juga harus punya moral :)
Mahasiswa sebagai agen perubahan diberikan kebebasan yang luas untuk mengembangkan diri mereka namun sebagai manusia dewasa mahasiswa juga harus sadar bahwa mereka memiliki tanggungjawab dalam setiap tindakan. Artikel yang bagus untuk pendorong apresiasi sekaligus pengontrol tindakan.
BalasHapusbetul sekali sobat,, mahasiswa memang diberikan kebebasan namun bebas yang bertanggung jawab, bukan bebas yang sebebas-bebasnya..
Hapusijin membaca artikel yg menarik dan bermanfaat sobat salam kenal
BalasHapussilahkan saja kawan,, :)
Hapusblogwalking gan selamat pagi
BalasHapusjadikan kuliah sebagai kebutuhan bukan kewajiban..
BalasHapusBawalah idealisme sampai dunia kerja, jangan hanya berkoar2 tentang idealismen saat jadi mahasiswa namun melupakannya saat sudah bekerja.
Artikel yang bagus kawan...
memang benar mahasiswa yang idealis belum tentu membawa idealismenya ke dunia kerja,, biasanya karena sudah merasa enak dgn jabatan yg tinggi ataupun karena iming2 kekayaan yg melimpah mereka jadi melupakan idealisme yang dulunya mereka bangun..
Hapusterima kasih kawan,, :)
bener sekali,,
BalasHapusnilai yang sebenarnya dpt dilihat dari proses bukan hanya hasil akhir :)
betul sekali kawan,, tapi masih sedikit yang menyadari perlunya menghargai proses.. :)
Hapusmohon untuk komentator yang lainnya jangan menggunakan identitas atas nama anonim,, cantumkan identitas asli saudara agar penulis bisa mengenali siapa saja yang berkomentar..
BalasHapusTerima kasih :)
saya masih belum bisa beradaptasi di dunia perkuliahan ini, semuanya serba mandiri , berbeda dengan masa2 sekolah :D
BalasHapusnilai memang bukan segalanya, prosesnya yang penting, itu sebenarnya masih sulit untuk diterapkan sekarang ini. dunia kerja masih memandang IP tinggi sebagai acuan
memang dunia perkuliahan sangat berbeda dengan dunia sekolah, dimana kita dituntut untuk mandiri, jadi biasakanlah :)
Hapustapi juga tidak sepenuhnya benar demikian, IP tinggi memang penting, tapi itu hanya sebagai syarat awal melamar kerja, proses selanjutnya ditentukan oleh kemampuan yg kita miliki :)
"belajarlah bukan untuk sekolah ( nilai ) , tetapi belajarlah untuk hidup." # pengembangan diri
BalasHapusbenar sekali kawan,, sekolah memang bagian dari hidup,, tapi kehidupan yg sebenarnya baru dimulai selepas sekolah :)
Hapusjadi carilah ilmu sebanyak2nya untuk menjalani hidup yg baik :)
yap,memang proses dalam "mendalami" ilmu kita saat ini sangatlah penting namun jangan lupa hasil akhir tetap yang menentukan broo :) tapi yakinlah ketika kita sudah berusaha semaksimal mungkin InsyaAllah hasil akhir "mengikuti" kok, hahahaha :D
BalasHapusman jadda wa jada !
benar sekali kawan,,
Hapustugas kita hanya tinggal sungguh-sungguh belajar dan memaksimalkan potensi diri yang ada..
hasil insya Allah berbanding lurus dengan usaha kita :)
GOOD JOB :D
BalasHapusthanks :)
Hapusartikel yang menarik. thanks
BalasHapushappy blogging
terima kasih sobat..
Hapussemoga bermanfaat :)
Like !
BalasHapuskunjungi di sini ya http://zhaed.blogspot.com
BalasHapussiap meluncur sob :)
Hapusblognya bermanfaat banget kang buat blogger pemula seperti saya, nuhun
BalasHapussenang mendengarnya,,
Hapusterimakasih supportnya :)
Setuju setuju.. d^_^b
BalasHapus